Atenuasi Seismik dan Tomografi Gunungapi

Authors

Dr. Hena Dian Ayu, M.Pd., M.Si
Akhmad Jufriadi, S.Si., M.Si

Synopsis

Beberapa teknik yang digunakan untuk melakukan pemantauan terhadap aktivitas gunungapi yaitu remote sensing, ground deformation, pengukuran geofisika (metode geomagnet, gaya berat,dll) pengamatan seismisitas dan gas, hidrologi. Beberapa hal yang dapat dianalisa dari hasil pengamatan terhadap seismisitas gunungapi adalah tipe gempa vulkanik yang nantinya dapat berguna untuk menentukan beberapa variabel yang dibutuhkan sesuai dengan metode apa yang akan digunakan. Salah satu metode analisa tersebut adalah dengan melakukan analisa terhadap fenomena atenuasi atau harga faktor kualitas (Q-factor) dari medium gunungapi yang dapat menggambarkan pelemahan sinyal seismik di dalam tubuh gunungapi. Analisa atenuasi seismik dari rekaman gempa vulkanik Gunungapi Semeru yang dilakukan adalah analisis terhadap data gempa vulanik tipe A dan gempa vulkanik letusan. Analisis terhadap sinyal seismik menunjukkan bagaimana  atenuasi sinyal seismik dari gempa vulkanik tersebut maka dapat ditentukan bagaimana tomografi Gunungapi Semeru. Atenuasi yang ditunjukkan dengan nilai Q-faktor merupakan kemampuan suatu materi dalam meredam gelombang sangat erat hubungannya dengan karakteristik batuan yang dilewati gelombang seismik sehingga dapat diketahui bagaiman struktur internal bumi dengan didukung data amplitudo dan data waktu tiba gelombang P dan gelombang S. Nilai Q-faktor yang tinggi pada suatu medium menunjukkan bahwa gelombang lebih teratenuasi ketika melewati medium tersebut dibandingkan dengan ketika melewati medium dengan nilai Q-factor yang kecil. Dalam monograf ini atenuasi yang dimaksud adalah atenuasi oleh medium karena nantinya akan dikaitkan dengan struktur internal Gunungapi Semeru. Dalam menentukan atenuasi seismik perlu diketahui berapa parameter yaitu amplitudo, frekuensi dominan, hiposenter, hipocenter distance (jarak antara hiposenter dengan setiap stasiun yang ditinjau) dan nilai dari koefisien atenuasi. Terlihat bahwa semakin jauh stasiun dari hiposenter atau jika jarak hiposenter makin besar maka nilai amplitudonya makin kecil. Nilai rata-rata Q-factor berdasarkan gempa Letusan pada stasiun Kepolo adalah 81,32, stasiun Leker adalah 48,30, stasiun Tretes 52,52 dan 53,33 untuk stasiun Besukbang. Tampak bahwa atenuasi pada stasiun Kepolo lebih besar dibandingkan dengan stasiun yang lain hal ini menunjukkan bahwa di daerah ini atenuasi mediumnya lebih kecil yang berarti struktur internalnya lebih kompak dan tidak ada aktivitas magma. Jika dibandingkan dengan atenuasi berdasarkan gempa vulkanik tipe A maka atenuasi berdasarkan gempa Letusan lebih kecil. Hal ini kemungkinan disebabkan karena gempa vulkanik tipe A yang hiposenternya berada jauh di bawah permukaan kawah sehingga struktur internalnya akan lebih kompak jika dibandingkan gempa letusan yang hiposenternya berada di permukaan dan mediumnya tidak kompak karena daerah permukaan gunungapi biasanya stratigrafinya berupa kipas aluvial yang berupa batuan sedimen hasil endapan aluvium.

Cover for Atenuasi Seismik dan Tomografi Gunungapi
Published
January 19, 2024